Vaksin untuk membantu mengekang wabah Mpox masih belum rampung, sementara keadaan darurat terus berlangsung dan penularan meningkat di Republik Demokratik Kongo. Negara-negara Afrika masih harus menunggu berbulan-bulan lagi, hingga vaksin penyakit tersebut mencapai benua tersebut.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempertimbangkan untuk mengikuti badan kesehatan masyarakat teratas Afrika dalam menyatakan wabah itu sebagai keadaan darurat.
Baca Juga:
Wabah Mpox Afrika Jadi Darurat Kesehatan Benua
Pada Selasa (13/8/2024), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian benua untuk pertama kalinya. Pada Rabu (14/8/2024), panel yang dipimpin WHO bertemu untuk memutuskan apakah keadaan darurat tersebut merupakan ancaman global.
Advertisement
Namun, meskipun para ahli berharap pertemuan tersebut akan mendorong tindakan di seluruh dunia, masih banyak kendala yang tersisa. Di antaranya adalah terbatasnya pasokan vaksin, pendanaan, dan wabah penyakit yang saling bersaing.
Baca Juga:
Yunani Peringatkan Penyebaran Virus West Nile
“Penting untuk mengumumkan keadaan darurat karena penyakit ini menyebar,” ungkap Jean-Jacques Muyembe-Tamfum, kepala Institut Nasional untuk Penelitian Biomedika Kongo (INRB), seperti dikutip Reuters pada Kamis (15/8/2024).
Ia berharap deklarasi keadaan darurat ini akan membantu menyediakan lebih banyak pendanaan untuk pengawasan, serta mendukung akses ke vaksin di Kongo.
Namun, ia juga mengakui jalan ke depan tidaklah mudah di negara yang sangat besar. Di tempat itu, fasilitas kesehatan dan dana kemanusiaan terbebani oleh konflik dan wabah penyakit seperti campak dan kolera.
Baca Juga:
Virus Cacar Air Bisa Menjadi Cacar Api Ketika Pasien Dewasa
“Jika deklarasi besar tersebut hanya sekadar kata-kata, itu tidak akan membuat perbedaan yang berarti,” ucap Emmanuel Nakoune, salah satu ahli mpox di Institut Pasteur de Bangui di Republik Afrika Tengah.
Pekan lalu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Africa mengatakan, pihaknya telah diberikan dana darurat sebesar US$ 10,4 juta dari Africa Union untuk respons mpox. Direktur Jenderal (Dirjen) CDC Africa Jean Kaseya mengatakan pada Selasa, sudah ada rencana yang jelas untuk mengamankan tiga juta dosis vaksin tahun ini, tanpa menjelaskan detail rencana pembagian vaksin.
Baca Juga:
Vaksinasi HPV Dapat Turunkan Risiko Kanker Lebih dari 90%
Namun, sumber yang terlibat dalam perencanaan peluncuran vaksinasi di Kongo mengatakan hanya 65.000 dosis yang mungkin tersedia dalam jangka pendek. Kampanye vaksinasi juga mungkin dimulai paling cepat menjelang Oktober 2024.
Ada lebih dari 15.000 kasus yang diduga Mpox di Afrika tahun ini dan 461 kematian, terutama di antara anak-anak di Kongo, menurut data CDC Africa. Infeksi virus ini biasanya ringan tetapi dapat membunuh, serta menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah.
Cabang baru virus ini telah menyebabkan wabah di kamp-kamp pengungsi di timur Kongo tahun ini. Virus tersebut sudah menyebar ke Uganda, Burundi, Rwanda, dan Kenya untuk pertama kalinya.
Pantai Gading dan Afrika Selatan juga mengalami wabah yang terkait dengan jenis virus yang berbeda, yang menyebar secara global pada 2022, sebagian besar di antara pria yang berhubungan seksual dengan pria. Wabah ini mendorong WHO untuk mengumumkan keadaan darurat global sebelum mengakhirinya 10 bulan kemudian.
Baca Juga:
Sejuta Vaksin Polio Dikirim WHO untuk Anak Palestina
Kemudian, dua vaksin digunakan yakni Jynneos dari Bavarian Nordic dan LC16 yang dibuat oleh KM Biologics. Di luar uji klinis, keduanya belum pernah tersedia di Kongo atau di seluruh Afrika, tempat penyakit ini telah endemik selama beberapa dekade. Hanya LC16 yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak.
Pengatur Kongo menyetujui penggunaan vaksin di dalam negeri pada Juni 2024. Tetapi pemerintah belum secara resmi meminta vaksin dari produsen atau pemerintah seperti Amerika Serikat yang ingin memberikan sumbangan melalui kelompok vaksin global, Gavi.
Vaksin Mpox Belum Rampung, Keadaan Darurat Terus Berlangsung
Vaksin untuk membantu mengekang wabah Mpox masih belum rampung, sementara keadaan darurat terus berlangsung dan penularan meningkat di Republik Demokratik Kongo
This article comes from the Internet and does not represent the position of this site. Please indicate the source when reprinting.
Link address of this article:http://www.yichangr.com/PHPxuexi/2024-08-18/480.html
Link address of this article:http://www.yichangr.com/PHPxuexi/2024-08-18/480.html